IRON MAN 3 : BIGGER BANGS, LOUDER CLANGS!

IRON MAN 3

Sutradara : Shane Black

Produksi : Marvel Studios, DMG Entertainment, Walt Disney Studios Motion Pictures, 2013

IM312

            Welcome to the MCU Phase 2. Marvel Cinematic Universe, their shared franchise yang sejak lama dirancang Kevin Feige dan Stan Lee bersama petinggi-petinggi Marvel lewat ‘Iron Man’ (2008) menuju ke proyek assemble ambisius mereka, ‘The Avengers’ (2012). Inilah yang membuat Marvel berbeda dengan DC sebagai pesaingnya. Bahwa seperti konsep multiuniverse dalam banyak comic series mereka, Marvel merancang semua rencana adaptasi itu dibalik sebuah konsep dan tujuan yang juga sama jelasnya. Dibalik usaha mereka menarik semua franchise-nya kembali ke Marvel Studios, salah satunya adalah cross-overs, dimana karakter-karakter di dalamnya bisa mendapat fondasi bangunan yang rapi untuk sebuah penggabungan. So yes, they might not state it real clear, but if you’re a true fan, mengikuti semua comic series, interviews atau semua featurettes yang terbentang panjang di MCU Phase 1 menuju ‘The Avengers’ kemarin, you’ll understand, bahwa semua fokusnya ada di karakter superhero mereka. Bukan villain-nya. Apapun inovasinya, Marvel tak pernah main-main dengan karakter superhero-nya demi menonjolkan karakter villain lebih dari mereka, seperti yang kerap dilakukan DC dan Warner Bros hingga mengecewakan banyak fans-nya dibalik hype ini-itu yang memuja-mujanya sebagai pendekatan baru. Then ask yourselves again. In a superhero universe, jika karakter paling favorit Anda ada di villain characters instead the main superheroes, then maybe, you’re just not that into it as a true fan, tapi cuma satu atau beberapa comic series yang memuat karakter itu.

IM39

            Now enter Shane Black. Sutradara dan scriptwriter yang paling dikenal lewat franchiseLethal Weapon’. Pertemanannya dengan Robert Downey, Jr. lewat ‘Kiss Kiss Bang Bang’, critically acclaimed neo-noir crime comedy tahun 2005 itu sudah membuat Downey, Jr. dilirik Kevin Feige dan Jon Favreau untuk peran Tony Stark, sekaligus membuat Black seolah menjadi ‘shadow’ over Stark’s character di MCU. So inilah konsep mereka. Membawa Shane Black jadi komando dalam threequel yang jadi titik puncak konklusi ‘Iron Man’ dengan metallic clangs lain dari yang lain, dimana Favreau tetap ada di belakangnya sebagai produser eksekutif. And no, walau pemilihan tokoh The Mandarin, salah satu villain paling tangguh bagi Iron Man dengan ‘The Ten Rings’ dalam MCU sebagai nama bagi kelompok teroris yang sudah dibangun sebagai hint sejak instalmen pertamanya, bukan seperti di komiknya, bersama salah satu bagian comic series-nya di tahun 2005, ‘Extremis’, nama sebuah teknologi bio-weapon dengan karakter Dr. Aldrich Killian yang diperankan Guy Pearce, latarnya adalah murni di ranah baru MCU, bukan lagi Earth 616 seperti komiknya. Again, inilah MCU sebagai alternate universe yang beda dengan komik-komiknya, where all can be ‘anything goes’ tapi tetap dengan kesetiaan penuh dalam mempertahankan karakter-karakter superhero mereka untuk tak dirusak sampai mengkhianati fans-nya.

IM310

            Melanjutkan timeline setelah ‘The Avengers’ berhasil mengalahkan Loki dan Chitauri, Tony Stark (Robert Downey, Jr.) dihantui oleh serangan panik dan kecemasan berlebihan yang kerap mengganggunya. Namun ia terus berusaha menciptakan inovasi lewat menciptakan armor-armor baru Iron Man yang lebih canggih. Sementara serangan bom yang dipicu oleh kelompok teroris dengan pimpinannya yang menamakan dirinya sebagai The Mandarin (Ben Kingsley) merebak dimana-mana. Kol. James ‘Rhodey’ Rhodes (Don Cheadle) pun diminta Presiden AS (William Sadler) memberi image baru ‘War Machine’ yang dinamakan ‘Iron Patriot’ demi memerangi terorisme ini. Ketika kepala sekuriti Stark Industries Happy Hogan (Jon Favreau) ikut jadi korbannya, ancaman Stark malah membuat kediamannya diserang habis-habisan oleh The Mandarin, meninggalkan Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) dan Maya Hansen (Rebecca Black), kenalan lama Stark yang mencoba mengingatkannya kehilangan jejak Stark. Bersama panduan JARVIS (voiced by Paul Bettany), artificial intteligence program-nya, Stark menuju pedalaman Tenessee, bekerja sama dengan Harley (Ty Simpkins), bocah 10 tahunan untuk menginvestigasi jejak serangan The Mandarin bersama senjata kimiawi Extremis yang menciptakan serdadu-serdadu super hingga ke headquarters-nya di Miami. Disinilah Stark menyadari keberadaan Dr. Aldrich Killian (Guy Pearce) yang punya hubungan dengan masa lalunya, dan bersama Rhodey, ia harus memilih antara mencegah serangan terhadap Presiden di Air Force One yang berhasil diinfiltrasi serdadu terkuat The Mandarin, Eric Savin (James Badge Dale) atau menyelamatkan Potts yang diculik Killian untuk diimplantasi dengan Extremis. The battle begins.

IM33

            Di tangan Black, ‘Iron Man 3’ terbang jauh melintasi crossover genre-nya di instalmen-instalmen sebelumnya, juga berhasil dengan telak mengecoh penonton yang seakan ditipu habis-habisan dengan ekspektasi mereka ke tone serba ‘dark’ di trailer-nya bagaikan sebuah sindiran untuk adaptasi-adaptasi DC Comics. And no, threequel ini tak lantas harus kehilangan sisi komedinya yang sudah jadi trademark untuk adaptasi ‘Iron Man’ dalam MCU. Menggempur konklusinya ke perpaduan techonological thriller dengan warna ‘buddy action comedy’ ala ‘Lethal Weapon’ yang terasa sangat kental mengiringi bagian-bagian klimaksnya, skrip yang dibesut Black bersama Drew Pearce selain dipenuhi twist-twist nyeleneh dan Christmas signature-nya (oh yes, ‘Lethal Weapon’, ‘The Long Kiss Goodnight’, ‘Kiss Kiss Bang Bangwas also set on Christmas) juga membawa karakter-karakter utama franchise ini ke level maksimalnya. Robert Downey, Jr. tetap membawakan peran Tony Stark dengan style ‘likable asshole’-nya seperti biasa, sangat lepas. Chemistry-nya dengan Cheadle yang terasa mentah di ‘Iron Man 2’ kini tampil bahkan lebih kompak dari Downey, Jr. dan Terrence Howard di instalmen pertama. Favreau sebagai Happy Hogan tetap jadi distraksi komedi yang lucu, dan love sparks antara Stark dan Pepper Potts juga sama-sama terasa makin memikat dengan porsi Gwyneth Paltrow yang bertambah secara cukup intens.

IM37

            And yes, sebagian fans villain-nya boleh saja merasa kesal tak terkira atas treatment ke karakter kesayangan mereka, tapi inilah MCU yang tak pernah harus menjual villain-nya lebih dari jagoan mereka, whether you like it or not. Apapun alasannya, Ben Kingsley sudah cukup memenuhi highlight ke pemilihan aktor terkenal sebagai villainIron Man’ dari Jeff Bridges ke Mickey Rourke dan kini oleh Kingsley, yang tetap menunjukkan kualitas keaktorannya terhadap karakter The Mandarin. Guy Pearce is always another something, meski ada James Badges Dale yang sangat mencuri perhatian sebagai algojo Eric Savin bersama Stephanie Szostak. Masih ada lagi Rebecca Hall dan rising kid-actor Ty Simpkins untuk mewarnai cast itu. Sayangnya, trik promosi yang dilakukan Marvel untuk peredarannya di China dengan menggamit aktor lokal Wang Xueqi, Wu Jing dan Fan Bingbing tak bisa disaksikan lengkap dalam versi internasionalnya. Jangan lupakan juga post credit scene yang meski tak penting bagi sebagian orang tapi akan bekerja sebagai treat cukup menarik bagi fans Marvel dan The Avengers.

IM311

            In technical departments, meski gimmick 3D konversinya sungguh tak istimewa, efek spesial dan pameran armor yang jadi salah satu highlight paling asyik dalam ‘Iron Man’ hadir dengan treatment luarbiasa di kelasnya sebagai sebuah blockbuster unggulan musim panas tahun ini. Sinematografi award winning DoP, John Toll, juga bekerja dengan sinergis mengantarkan crossover genre itu bersama scoring Brian Tyler yang membawa sentuhan baru ke theme-nya yang terdengar se-melodius scoring-scoring Alan Silvestri. You’ll see, bahwa Marvel tak perlu inovasi berlebih untuk melancarkan serangannya. Template klasik dengan konsistensi terjaga dari sebuah kekuatan konsep yang tetap bisa jadi luarbiasa menarik tanpa harus beresiko mengecewakan true fans salah satu dari The Earth’s Mightiest Heroes mereka. Iron Man, Iron Buddies, Iron Lady and Iron Villains, itu sudah lebih dari sekedar cukup. So welcome MCU Phase 2 with a universe full of irons. With bigger bangs, and louder clangs! (dan)

IM31

~ by danieldokter on April 28, 2013.

2 Responses to “IRON MAN 3 : BIGGER BANGS, LOUDER CLANGS!”

  1. […] IRON MAN 3 – Christopher Townsend, Guy Williams, Erik Nash and Dan Sudick […]

  2. […] IRON MAN 3 – Christopher Townsend, Guy Williams, Erik Nash and Dan Sudick […]

Leave a comment