PLANES : FIRE AND RESCUE ; AN OVERLY SERIOUS AND MISFIRED DISASTER-TOON

PLANES : FIRE AND RESCUE

Sutradara : Roberts Gannaway

Produksi : DisneyToon Studios, Prana Studios, Walt Disney Pictures, 2014

PFR4

            It’s true. Kita sudah sampai ke zaman dimana animasi bukan lagi hanya jadi milik anak-anak semata. Tapi bukan berarti animasi-animasi kids-friendly sudah kehilangan pasarnya. Hanya saja, dalam budaya sinema, di tengah kian majunya teknologi dan inovasi dalam genre-nya, animasi-animasi kids-friendly ini jadi kerap disambut dengan sinis oleh penonton dewasa yang selalu mencari keseimbangan di dalamnya. However, mereka lupa, bahwa family movie, selalu punya celah untuk bisa berjaya di box office oleh jumlah penonton lebih dari orang dewasa yang membawa anaknya ke bioskop. Apalagi, ada bonus untuk segmentasi penonton dewasa lewat tributeTop Gun’ yang disempalkan sedikit ke dalamnya.

PFR1

            So, itulah yang terjadi dalam ‘Planes’ di tahun 2013 kemarin. Mau dituding hanya jadi aji mumpung Disney untuk pemasaran salah satu merchandise terlarisnya, dianggap sebagai spin-off yang tak perlu kecuali untuk memanjangkan umur franchiseCars’ di layar lebar, perolehan worldwide lebih dari empat kali lipat bujetnya, jelas memberi jalan untuk pengembangan sekuelnya. Dan oh, Disney bukan tak tahu itu. Meski punya predikat spin-off produksi Pixar, ‘Planes’ mereka alihkan ke divisi DisneyToon yang notabene memang lebih diperuntukkan untuk animasi-animasi kids-friendly ketimbang ada di kelas yang bisa mengakomodasi penonton dari segala kalangan umur.

PFR6

            Salahnya, kuping para eksekutif Disney termasuk John Lasseter agaknya jadi sedikit panas menghadapi cibiran-cibiran tadi. Ketimbang meneruskan ‘Planes’ tetap di ranah DisneyToon, mereka mulai mencari-cari inovasi untuk membungkam mulut pemirsa-pemirsa dewasa. Oke, trailer-nya paling tidak mengisyaratkan hasil yang ingin mereka capai. Sebuah gambaran disaster genre dalam balutan animasi yang jelas-jelas dibandrol judul ‘Fire And Rescue’. Toh, karakter-karakter pesawat hidup yang digagas seolah fable dengan karakter hewan itu tetap memberikan kesan kids-friendly-nya. Tapi apakah benar tak ada yang dikorbankan dalam usaha itu? Now let’s see the plot.

PFR3

            Melanjutkan kisah kemenangan Dusty Crophopper (tetap disuarakan Dane Cook) di ‘Wings Around The Globerace, karirnya terus menanjak, hingga sebuah peristiwa menghentikan semuanya. Mengetahui gearbox-nya rusak berat tanpa bisa diganti karena spareparts-nya tak lagi diproduksi, Dusty terpaksa menerima keputusan Dottie si forklift (Teri Hatcher) untuk memasang lampu peringatan dengan catatan ia tak bisa lagi melaju sekencang-kencangnya. Tapi musibah lain yang jauh lebih parah datang menyambung, membuat Dusty terpaksa meninggalkan rekan-rekannya menuju Piston Peak National Park, mengganti fungsinya menjadi pesawat pemadam api. Di bawah bimbingan Blade Ranger (Ed Harris), mantan aktor serial televisi terkenal ‘ChoPs’, Dusty yang masih uring-uringan lagi-lagi ditimpa masalah. Saat sebuah kebakaran besar membuat ia terjebak bersama Blade yang cedera, disitu pula ia menyadari trauma masa lalu Blade bisa benar-benar menepis keraguannya menjadi pesawat firefighter sejati.

PFR5

            So you see. Ada sesuatu yang mengganjal blend keseluruhannya untuk bisa menyatu menjadi apa yang mereka harapkan dari produk DisneyToon kali ini. Seperti air dengan minyak, plot kelewat adult-oriented plus disaster theme kebakaran hutan yang digagas Lasseter bersama Peggy Holmes, sutradara Roberts Gannaway dan penulis skrip Jeffrey M. Howard yang memang sebelumnya sudah banyak berkiprah di produk-produk DTV mereka, terasa terlalu jauh dengan tampilan lucu pesawat-pesawat spin-off ini.

PFR2

            Belum lagi, Howard terlihat kepayahan membangun pendewasaan karakter itu sampai hampir sama sekali melupakan sisi fun-nya sebagai animasi kids-friendly yang menyenangkan. Lihat saja bagaimana mereka menempatkan karakter Dusty bak seorang lead yang terus-terusan gagal hingga mengalami disabilitas ini dan itu seperti karakter yang saking sialnya sampai kehilangan body parts berkali-kali. Ini jelas menempatkan pemirsa kanak-kanaknya dalam situasi sangat tidak nyaman, dan masih ditambah pula dengan soal-soal trauma karakter Blade yang dibawakan Ed Harris secara terlalu serius dibalik pameran kebakaran hutan yang digelar dengan intensitas ala genre disaster.

PFR8

            Paling-paling hanya menyisakan sedikit kelucuan dari homage plesetannya ke serial teve ‘ChiPs’, lengkap dengan main theme serta icon-nya, aktor Erik Estrada yang menyuarakan karakter Nick ‘Loop’n’ Lopez, partner Blade, itu pun dalam segmentasi usia pemirsa yang jauh lebih tak se-universal nods ke ‘Top Gun’ di film pertama, karakter lainnya dari sederet nama-nama cukup dikenal seperti Julie Bowen, Wes Studi, Jerry Stiller sampai Hal Holbrook serta Teri Hatcher, Cedric The Entertainer dan Stacy Keach yang kembali sebagai Dottie, Leadbottom dan Skipper Riley-pun tak bisa tampil se-menarik side characters di film pendahulunya. Oke, scoring dari Mark Mancina memang bekerja membangun seru-seruan firefights-nya, namun dua theme song, ‘Still I Fly’ dari Spencer Lee dan ‘Runway Romance’ dari Brad Paisley sama sekali tak bisa mengulang atmosfer yang sama dalam ‘Planes’.

PFR7

             So, begitulah. Walau ‘Fire And Rescue’ ini tetap bisa dinikmati sebagai disaster toon yang seru, namun tone heroisme dan bangunan karakternya yang kelewat serius ternyata benar-benar menggerus semua fun factor untuk sasaran utamanya, yang notabene ada di kalangan pemirsa anak-anak sesuai divisi DisneyToon sendiri. Ini benar-benar not fun and cheerless, dan itu artinya jelas tak bagus, secara barisan penonton yang datang pertama kali ke bioskop adalah anak-anak yang menggandeng orangtuanya, bukan kebalikannya. Overly serious and misfired. Sayang sekali. (dan)

~ by danieldokter on August 22, 2014.

Leave a comment