MECHANIC: RESURRECTION; A FUN, ROUSING AND NICE LOOKING ACTION-VAGANZA

iew-2016MECHANIC: RESURRECTION

Sutradara: Dennis Gansel

Produksi: Chartoff-Winkler Productions, Millennium Films, Summit Ent, 2016

mechanic-resurrection

            Selain The Rock, mungkin hanya Jason Statham yang paling eksis serta konsisten sekarang ini sebagai bintang aksi seperti Stallone atau Schwarzenegger di dekade ’80-‘90an. Bukan hanya dari jumlah film dan box office yang rata-rata memang mengarah ke pemirsa Asia sebagai penikmat action dalam pasar global, franchise-nya saja ada lebih dari 3. Setelah ‘The Transporter’ dan ‘Crank’ di luar kiprah ansambelnya dalam ‘Fast & Furious’ dan ‘The Expendables’, ‘Mechanic Resurrection’ melanjutkan ‘The Mechanic’ yang merupakan remake film Charles BronsonJan Michael Vincent yang disutradarai Michael Winner di tahun 1972.

            Memalsukan kematiannya di ending film pertama ternyata tak lantas membuat Arthur Bishop (Jason Statham) hidup tenang. Identitasnya langsung terlacak oleh seorang penyewa misterius yang menginginkan Arthur menghabisi tiga sasaran. Mencoba melarikan diri dan mencari perlindungan ke temannya, Mae (Michelle Yeoh) di Thailand, Bishop malah terlibat hubungan dengan pekerja sosial bermasalah Gina Thorne (Jessica Alba), yang ternyata merupakan umpan kiriman Riah Crain (Sam Hazeldine), penyewa tadi. Terpaksa menyanggupi saat Gina disandera, dari Malaysia, Australia hingga Bulgaria untuk melenyapkan target terakhir Max Adams (Tommy Lee Jones), Bishop pun harus kembali merancang permainan mautnya untuk bisa keluar hidup-hidup dan menyelamatkan Gina.

            Sama seperti orang yang salah sasaran mencari steak di sebuah resto Padang, mencari plot dalam film-film aksi Jason Statham jelas sebuah kesalahan besar, karena kebanyakan pemirsanya datang hanya dengan satu alasan – menyaksikan gelaran aksi yang mengeksploitasi ketangguhan dan kejantanan Statham sebagai action hero Hollywood. Persyaratan mutlak film-filmnya cukup ada di aksi seru baku hantam dan baku tembak nonstop yang nyaris tanpa jeda, dan ‘Mechanic Resurrection’ agaknya cukup mengakomodir itu. Ini jelas ada di kotak ‘Transporter’ atau ‘Crank’ dan pendahulunya, ketimbang film-film Statham yang lebih bermain di drama atau karakter seperti ‘Hummingbird’ atau ‘Wild Card’.

      Namun begitu, sebagai franchise yang menjual eksistensi Statham, ‘Mechanic: Resurrection’ yang disutradarai sineas asal Jerman yang sebelumnya dikenal lewat horor ‘We Are the Night’ ini cukup jeli meletakkan titik berat ciri khas franchise-nya lewat skrip Philip Shelby dan Tony Mosher. Set up-nya boleh jadi menghalalkan segala cara serta sangat campy, tapi tampilan keunikan proses dan metode melenyapkan target yang menekankan mengapa karakternya sebagai The Mechanic berbeda dengan keahlian karakternya sebagai supir tangguh di ‘Transporter’, berhasil ditampilkan dengan menarik serta belum pernah kita saksikan di film-film sejenis.

        Selanjutnya tentulah eksploitasi fisik lewat tampilan Jessica Alba – nyaris melebihi apa yang pernah dilakukannya di ‘Into the Blue’ plus aktor senior Tommy Lee Jones yang berhasil dimanfaatkan dengan baik di perempat akhir film hingga pengujungnya. Nikmati saja gelaran aksinya dan jangan terlalu peduli dengan tetek bengek lain soal plot-nya, yang jelas bakal jadi musuh kebanyakan kritikus. A fun, rousing and nice looking action-vaganza dari variasi lokasinya, dan itu sudah cukup. (dan)

 

~ by danieldokter on September 8, 2016.

Leave a comment