HOTEL TRANSYLVANIA 2: SAME FORMULA, FUNNIER REFERENCES

HOTEL TRANSYLVANIA 2

Sutradara: Genndy Tartakovsky

Produksi: Sony Pictures Animation, Columbia Pictures, 2015

hotel transylvania 2

            Like it or not, Adam Sandler memang masih ada di barisan terdepan A-list Hollywood comedians yang masih terus menjual; bukan hanya dari film-filmnya sendiri, tak peduli sebagian kecil ada yang gagal dan dicaci-maki sebagai bulan-bulanan ke Razzie Awards, tapi juga dari kiprahnya sebagai ‘Big Daddy’ bagi kolega-koleganya lewat PH Happy Madison.

            Dari seabrek filmografinya, Sandler memang tak banyak bermain di ranah animasi. Kegagalan ‘Eight Crazy Nights’ (2002) mungkin jadi alasan mengapa ia tak terlibat sebagai produser di ‘Hotel Transylvania’ yang ternyata sukses luarbiasa di tahun 2012. Komedi yang menggabungkan family romcom ala ‘Father of the Bride’ dan Universal monsters comedy fest itu mungkin juga terasa terlalu childish bagi pemirsa dewasa dan nyaris lepas sama sekali dari banyak signature Sandler di film-filmnya, tapi bagaimanapun, prestasi di box office sekaligus kontender Best Animated Feature Golden Globe di tahun yang sama, jelas membuatnya layak dilanjutkan ke sebuah sekuel.

            Mungkin sadar akan hal itu, Sandler kini ikut serta di penulisan skripnya bersama Robert Smigel dari instalmen pertama. Sementara kursi sutradaranya tetap dipegang oleh Genndy Tartakovsky yang sudah cukup lama malang melintang di animasi TV Cartoon Network dan juga pernah jadi storyboard artist di ‘Iron Man 2’, hampir seluruh voice cast-nya juga ikut kembali disini, plus sebuah highlight spesial dari komedian legendaris Mel Brooks.

            7 tahun setelah pernikahan Mavis (Selena Gomez) dengan pacar manusianya; Johnny (Andy Samberg), bukan saja tetap memegang janji bahwa Hotel Transylvania juga terbuka untuk manusia, Count Dracula (Adam Sandler) juga sudah memiliki cucu bernama Dennis (Asher Blinkoff). Masalahnya, sejak kecil Drac memang merasa bahwa Dennis kurang memiliki sifat-sifat vampir, termasuk taring yang tak juga muncul menjelang ultah ke-5-nya, walau bersahabat dekat dengan bocah werewolf betina Winnie (Sadie Sandler). Memanfaatkan kepergian Mavis yang mulai memikirkan mengasuh Dennis jauh dari Transylvania ke rumah mertuanya Mike & Linda (Nick Offerman & Megan Mullally) bersama Johnny; dengan dukungan rekan-rekannya; Frank the Frankenstein (Kevin James), Wayne the Werewolf (Steve Buscemi), Griffin the Invisible Man (David Spade) dan Murray the Mummy (Keegan-Michael Key; replacing CeeLo Green dari film pertama) plus Blobby the Blob (Jonny Solomon), Drac pun makin intens melatih bakat vampir Dennis. Tentu saja semua berujung kacau-balau dan makin memuncak kala Vlad (Mel Brooks) yang sama sekali tak tahu-menahu soal perkawinannya dengan manusia, datang bersama kelelawar ganas peliharaannya, Bela (Rob Riggle), ke pesta ultah ke-5 Dennis.

            Masih bermain di formula-formula yang sama sambil bongkar pasang side monster characters-nya; Molly Shannon, Fran Drescher, Luenell, Chris Parnell dan Robert Smigel masih memerankan karakter yang sama sementara Jon Lovitz, Jonny Solomon dan Rob Riggle mengisi karakter beda plus Dana Carvey sebagai vampire camp director dan tentu saja Mel Brooks yang tetap sakti walaupun tampil singkat hanya dengan suaranya, ‘Hotel Transylvania 2’ memang tak banyak beranjak dari kelucuan-kelucuan yang sama. Father to daughter-nya masih dipertahankan, namun kini ditambah lagi dengan kehadiran sang cucu dan kakek sekaligus.

           Yes, it never reach the potential depth yang sebenarnya bisa lebih digali, namun Sony dan Tartakovsky memang tak pernah menempatkan franchise-nya di titik itu selain tendensi simpel ke sebuah feel family entertainment yang lebih lagi. Corny comedies buat pemirsa yang tak menahan-nahan inner child mereka, or just accompanying their little loved ones. Dari konsepnya saja kita jelas bisa melihat bahwa ‘Hotel Transylvania’ memang tak pernah bermaksud untuk jadi sesuatu yang lebih menyenangkan kritikus dan segmen penonton tertentu seperti misalnya ‘ParaNorman’ atau ‘Frankenweenie’.

            However, ada treatment yang sedikit lebih baik terhadap karakter-karakternya, termasuk Dennis yang berhasil menjadi fokus utama baru bersama Drac menggantikan Mavis dan Johnny di film pertama. Dan masuknya Sandler ke penulisan skripnya membuat kelucuan-kelucuan tadi lebih berpegang pada referensi yang lebih jelas ke genre asli elemen-elemen monsters-fest-nya, oh yeah, that includes Bram Stoker’s ‘Dracula’-nya Francis Ford Coppola yang luarbiasa lucu itu, juga sempalan-sempalan pop culture lain ala Sandler. Signature-nya jauh lebih terasa disini ketimbang di film sebelumnya, serta masih ada theme song yang asyik dari Fifth HarmonyI’m In Love with a Monster’ serta gimmick 3D yang cukup lumayan. A pure light and fun entertainment dengan karakter-karakter lovable yang cepat melekat di benak pemirsanya, itu sudah lebih dari sekedar cukup. Call it what you want, but here’s the truth. It just set a new domestic record for the biggest opening weekend in September, ever. (dan)

~ by danieldokter on October 1, 2015.

Leave a comment