DEAD MAN DOWN : HOLLYWOOD’S NEO-NOIR CRIME THRILLER WITH SWEDISH TOUCH

DEAD MAN DOWN

Sutradara : Niels Arden Oplev

Produksi : Original Film, Frequency Film, IMGlobal, WWE Studios, Film District, 2013

DMD9

            Nama sutradara Niels Arden Oplev, sutradara asal Denmark, memang begitu terangkat lewat kiprahnya dalam ‘Millennium Trilogy’, film Swedia yang instalmen pertamanya sudah diadaptasi Hollywood sebagai ‘The Girl With The Dragon Tattoo’ mengikuti judul internasionalnya. Tak heran, ia digaet produser Neal H. Moritz untuk menggarap sebuah thriller dengan cita rasa neo-noir penuh subplot yang sangat Eropa. Tak jauh-jauh dari apa yang dibawanya dalam trilogi itu, bahkan dengan muse-nya, Noomi Rapace yang sudah duluan hijrah ke Hollywood. Tapi inilah Hollywood. Di saat mimpi semua sineas seluruh dunia bisa masuk kesana sangat jelas, seringkali mereka tak memberi penghargaan layak sebesar pencapaian fenomenal mereka. Bukan berarti ‘Dead Man Down’ adalah sebuah film jelek. Deretan cast-nya malah sangat menjanjikan, dan Arden Oplev jelas-jelas membawa signature crime thriller-nya kesini. Namun pemasarannya tak sejalan dengan itu. Bak sebuah produksi independen yang bergerilya dengan kekuatan kecil, ‘Dead Man Down’ pun didistribusikan dengan promosi seadanya. Mungkin mereka tahu, walaupun ‘Millennium Trilogy’-nya cukup fenomenal, pendekatan Arden Oplev akan tetap jadi segmented bagi pemirsa-pemirsa mainstream.

DMD5

            Masuk ke dalam komplotan kriminal bawah tanah yang dikepalai gangster kejam, Alphonse Hoyt (Terrence Howard) dan menjadi tangan kanan kepercayaannya, Victor (Colin Farrell) sebenarnya menyimpan satu tujuan. Namun pertemuannya dengan Beatrice (Noomi Rapace), korban tabrakan mobil dengan wajah rusak dan menyimpan dendam membuat rencananya terpecah. Pasalnya, Victor tak menyadari bahwa Beatrice memanfaatkan dirinya atas sebuah pembunuhan yang disaksikan Beatrice dari seberang apartemen Victor, sementara ia tak juga sampai hati menghabisi Beatrice yang pelan-pelan mulai menarik hatinya. Belum lagi ia jadi berteman dekat dengan salah satu rekannya di komplotan Hoyt, Darcy (Dominic Cooper) yang temperamental. Dan Hoyt yang mulai merasa terganggu dengan ancaman-ancaman misterius dibalik hubungannya dengan mafia Albania, Ilir (James Biberi) yang dipecah-belah, mulai menemukan petunjuk ke pelakunya atas investigasi Darcy, seorang lelaki Hungaria bernama Lazlo Kerick, yang terkait ke sebuah pembunuhan keluarga saksi mata bertahun-tahun yang lalu.

DMD3

            Skrip yang ditulis oleh J.H. Wyman, screenwriter dan produser dibalik serial ‘Fringe’ itu memang memiliki multilayered plot penuh twist dan intrik tentang sebuah pembalasan dendam dibalik set neo-noir-nya sebagai crime thriller yang akan sangat pas digarap oleh Arden Oplev. Dialog-dialog serta pemaparan twist demi twist-nya yang bukan terlalu spesial tapi cukup rapi itu juga terasa sangat Eropa dengan sentuhan crime thriller Swedia. Dan potensi Arden Oplev tak perlu ditanya lagi. Memulai debutnya ke ranah Hollywood, ia sudah memiliki kekuatan cukup untuk membangun semuanya. Selain membawa serta muse-nya dari ‘Millennium Trilogy’, Noomi Rapace, yang jelas tampil lebih menonjol ketimbang karakter sampingannya dalam plot itu, ia juga punya Colin Farrell, Terrence Howard dan Dominic Cooper dalam barisan cast-nya. Semua tampil dalam kapasitas akting yang bagus, dan jangan lupakan juga penampilan singkat aktor berkelas Oscar F. Murray Abraham, Isabelle Hupert serta Armand Assante yang sudah cukup lama tak kita saksikan di layar lebar kita.

DMD4

            Namun sayangnya, selain harus berhadapan dengan resepsi yang akan jadi segmented dengan style Eropa terutama dalam pace-nya yang jelas tak akan sekencang film-film Hollywood, fokusnya menjadi sama terpecah seperti motivasi karakter utamanya. Di satu sisi ini memang sangat Eropa, dimana banyak crime thriller mereka memang punya banyak subplot, Arden Oplev tampak agak ragu-ragu untuk menonjolkan plot utamanya. Bisa jadi terdistraksi dengan Noomi Rapace yang pastinya merupakan sebuah blessing bagi karirnya, sisi extreme lovestory yang memang seringkali jadi bagian penting dalam sebuah atmosfer neo-noir ini malah membuat plot utamanya jadi agak tertinggal di fokus perhatian banyak penontonnya.

DMD7

            Begitupun, di sisi teknis lain, ‘Dead Man Down’ memiliki keunggulan cukup layak. Sinematografi Paul Cameron dari ‘Total Recall’ dan thriller kecil yang senada namun jauh lebih ringan dengan rasa Hollywood lebih kental, ‘Man On A Ledge’, mampu membangun atmosfer ala European neo-noir-nya dengan baik. Dan star factorDead Man Down’ tentu menjadi faktor utama untuk mengalihkan slow pace itu dari kebosanan. Toh bagian-bagian ending-nya tetap dipoles dengan eksplosifitas aksi kelas Hollywood yang paling tidak bisa membuatnya jadi seimbang sebagai tontonan yang masih bisa dinikmati penonton-penonton mainstream.

DMD6

            So inilah Niels Arden Oplev dengan debut pertamanya di Hollywood. Meski pasti akan dibanding-bandingkan dengan pencapaian besarnya di ‘Millennium Trilogy’, ‘Dead Man Down’ adalah sebuah neo-noir crime thriller Hollywood rasa Swedia. Usaha yang sama sekali tak jelek, punya balance cukup baik antara kombinasi racikan jualan dan sisi artistiknya, namun harus diakui, tak juga terlalu spesial. (dan)

The better poster :

DMD8

~ by danieldokter on April 16, 2013.

Leave a comment