THE FOUR (四大名捕 / SI DA MING BU) : CLASSIC WUXIA IN X-MEN TREATMENT

THE FOUR (四大名捕 / SI DA MING BU)

Sutradara : Gordon Chan & Janet Chun

Produksi : Enlight Pictures, 2012

So what about this movie which stands as no. 2 highest grossing films in China? Sebagian dari kita mungkin tak terlalu mengenal ceritanya sebagai salah satu novel wuxia klasik tahun 1973, ‘The Four Detective Guards’ besutan Wen Ruian, penulis Cina kelahiran Malaysia (di usianya yang ke-19) yang sudah diadaptasi ke berbagai bahasa termasuk Indonesia dan dalam bentuk komik modern berjudul ‘Empat Opas’. Adaptasi drama TVB-nya juga sudah berulang kali dibuat, dan kali ini, giliran sutradara Gordon Chan yang mengangkatnya ke layar lebar.

Sebagai salah seorang sutradara ternama di perfilman HK, Gordon memang punya sejarah karir yang sangat beragam. Dari serangkaian film-film komedi Stephen Chow (‘Fight Back To School 2’, ‘Royal Tramp’ dan ‘King Of Beggars’), ke film-film Jackie Chan (‘Thunderbolt’), Andy Lau (‘Gameboy Kids’, ‘Armageddon’, ‘Cat And Mouse’), Jet Li (‘Fist Of Legend’), Donnie Yen (‘The Painted Skin’) sampai dua karya internasionalnya, ‘The Medallion’ dan ‘King Of Fighters’ dan yang terakhir kita lihat, ‘Mural’, versi lain ‘The Painted Skin’, karirnya tak selalu mulus dan cenderung komersil. Ia pula yang berada dibalik skrip action legendaris ‘Hard Boiled’. Namun pendekatannya dalam adaptasi ini, harus diakui, cukup unik untuk genre-genre classic martial arts. Bisa jadi, Gordon memang melihat satu celah lain dalam novel aslinya yang menggambarkan kelas organisasi para pengawal raja dengan kemampuan spesial. Abilitas masing-masing karakter yang sama terkenalnya itu kini diterjemahkannya bak sebuah ensembel superhero dalam ‘X-Men’ berlatar fantasi supranatural, dan itu yang membuat ‘The Four’ hadir dalam kemasan yang sangat menarik, walau tanpa deretan cast yang meski cukup dikenal, tak terlalu megah untuk selera penonton kita.

Di masa pemerintahan Dinasti Song, kerajaan membagi petugas keamanannya dalam dua divisi, Divisi 6 (‘The Six Gate Constabulary’) yang beranggotakan para pengawal/polisi resmi, serta ‘The Divine Constabulary’ (diterjemahkan sebagai departemen ilahi) yang beranggotakan masyarakat biasa dengan kemampuan khusus untuk menangani kasus-kasus supranatural. Munculnya kasus peredaran uang palsu menimbulkan pertentangan penyelidikan diantara keduanya. The Divine Constabulary di bawah pimpinannya, Zhuge Zheng Wo (Anthony Wong) pun merekrut Life Snatcher/Pengejar Nyawa (Ronald Cheng) untuk mendampingi dua agen utamanya, Iron Fist/Iron Hands (Collin Chou) dan si cewek misterius Emotionless/Heartless (Crystal Liu/Liu Yifei) yang selalu duduk di kursi roda. Bersama mereka, pimpinan Divisi 6 Sherriff King (Cheng Tai Shen) juga mengirim agen rahasianya, Cold Blood (Deng Chao), si manusia srigala untuk menghambat penyelidikan divisi ilahi itu. Namun Cold Blood yang kemudian jatuh cinta pada Heartless dan menemukan kehangatan lain dalam kolaborasi mereka jadi bingung menentukan statusnya. Penyelidikan mereka kemudian mengarah pada seorang taipan kaya An ShiGeng (Wu Xiu Bo) yang merancang sebuah konspirasi untuk menggulingkan kerajaan dibalik pengkhianatan sebagian anggota divisi 6, bahkan membangkitkan prajurit-prajurit zombie.

Meski kabarnya dengan restu langsung dari Wen Ruian untuk perombakan banyak bagian dari novelnya, termasuk mengganti karakter Heartless yang aslinya pria menjadi wanita serta Cold Blood yang dijadikan werewolf ala ‘Twilight’, seperti adaptasi lainnya, ‘The FourGordon Chan memang tak terlalu setia pada novelnya. However, Gordon tak menghilangkan pakem-pakem yang krusial dalam membangun plot dengan dasar yang sama. Kemampuan masing-masing tokoh utama hingga ke tampilan-tampilan sidekick protagonis dan antagonisnya, meski hanya sekilas, termasuk karakter pendamping Zhuge yang diperankan aktris senior Sheren Tang tetap berusaha disempalkan ke tengah-tengah. Resikonya memang prolog itu jadi terasa berpanjang-panjang mem-blur-kan siapa sebenarnya 4 karakter utama tadi bagi penonton yang belum pernah mengenal source aslinya. Dan ini masih ditambah lagi dengan banyaknya subplot diantara perseteruan divisi itu termasuk hubungan segi empat antara Cold Blood-Heartless-ShiGeng dan female investigator divisi 6 yang diperankan Jiang Yiyan yang seakan dipaksa masuk ke sempalan taste erotis-erotisnya.

Namun pilihan Gordon dalam cast-nya merupakan satu sisi awal yang patut dipuji. Tanpa harus menggunakan aktor-aktor kelewat terkenal dengan daya jual global seperti yang kerap tampil di film-filmnya, Gordon membangun ensembel cast itu secara cukup unik. Unlikeably interesting, ia cukup meletakkan satu jagoan martial arts sesungguhnya dalam sosok Collin Chou yang lebih sering muncul dalam peran-peran antagonis, Deng Chao yang belum terlalu dikenal sebagai karakter utama Cold Blood yang melankolis bersama jualan paras cantik Liu Yifei, aktor senior Anthony Wong di kursi kharisma ala Professor X dalam instalmen-instalmen ‘X-Men’, dan selebihnya membiarkan komedian nyeleneh Ronald Cheng dipoles dengan CGI menjadi Life Snatcher.  Sebagai antagonisnya, Wu Xiu Bo juga lebih diarahkan ke tampilan komikal ketimbang kemampuan berbaku hantam.

Diatas semuanya, keunggulan utama ‘The Four’ untuk tampil beda dengan keunikannya adalah masuknya elemen fantasi modern ke dalam template klasik genre wuxia yang justru jadi daya tarik utama. Walau penuh dengan kesan terinspirasi, kalau tak mau menyebutnya mencomot-comot ide dari produk-produk superhero Hollywood dengan homage jelas ke ‘X-Men’ atau ‘Fantastic Four’, dari logo X di kursiroda Heartless hingga karakterisasi dan kemampuan superhero yang sudah pernah kita lihat di film-film tadi plus zombie-zombie berlatar tradisi supranatural mereka sebagai pasukan antagonisnya, Gordon tetap meraciknya secara seimbang dengan taste khas Asia. Efek-efek CGI dengan koreografi martial arts-nya yang tergarap dengan baik tetap bisa tampil seimbang memasuki third act dan quite exploding climax yang bakal tak akan lagi membuat penonton terlalu mengurusi kebingungan mereka mengikuti plot dan pengenalan panjang karakter yang agak overloaded itu. Ditambah dengan gado-gado berbagai paduan genrenya, let’s just say, ‘The Four’ ini memang dipenuhi dengan mish-mash yang sekilas bisa jadi kelihatan ridiculous. Sangat Asia, but at many points, uniquely entertaining! (dan)

~ by danieldokter on August 9, 2012.

4 Responses to “THE FOUR (四大名捕 / SI DA MING BU) : CLASSIC WUXIA IN X-MEN TREATMENT”

  1. Daniel
    – dari sumber mana anda ambil movie review ini yang diterjemahkan secara tidak mulus menggunakan google translator?

  2. well thanks for reading it anyway 🙂

  3. jyaah, tega bener tu orang ngomong gitu, pasti dia bukan follower bg daniel, jadi gk terbiasa baca gaya bahasa yang abg pake

  4. […] The Four […]

Leave a comment