LAURA & MARSHA : A JOURNEY OF SOULFUL BEAUTY

LAURA & MARSHA

Sutradara : Dinna Jasanti

Produksi : Inno Maleo Films, 2013

LM14

            Ada banyak mungkin orang yang suka menghubung-hubungkan satu film atas kesamaan elemen untuk kemudian menuduhnya menjiplak kesana kesini. But look deeper. Asalkan tak punya alur yang persis sama, banyak juga film yang dibangun atas elemen-elemen yang mirip. A story, is everybody’s story. Sah saja. Lantas ada lagi orang yang membenci faktor-faktor kebetulan dalam sebuah plot. Hey, there’s a thing called faith. Dan sebuah kebetulan, bisa terjadi dimana saja. Tak harus di film, tapi juga kehidupan nyata. Tanpa harus membimbing pemirsanya untuk selalu mencari tanda-tanda. Just like life. Juga sah saja, tergantung apa poin yang hendak disampaikan pembuatnya. Satu teori, belum tentu harus berlaku buat semua.

LM2

          And no, I’m not defending anything here. Tapi yang jelas, ‘Laura & Marsha’ adalah sebuah road movie yang sangat feminis, itu benar. Tentang persahabatan. Tentang cinta. Tentang mimpi. Tentang hidup. Semuanya elemen biasa, termasuk plot dengan dasar trip dua sahabat yang tak bisa tidak akan terbentur pada gagasan-gagasan yang pernah ada sebelumnya, namun menitikberatkan sisi pandangnya dari kacamata wanita, dan belum tentu tak bisa dinikmati kaum pria. Lagipula, in feminist themes, ia tak perlu kesasar ke tipikalisme karakter-karakter miring dalam film-film feminis kita biasanya. Elemen-elemen utamanya saja digawangi para wanita. Dinna Jasanti di penyutradaraan, Titien Wattimena di skrip, dan Leni Lolang sebagai produser. Belum lagi dua pemeran utamanya. Trailer yang sudah lumayan lama diluncurkan dengan preview awalnya di sebuah art festival kemarin sudah menyiratkan bahwa ‘Laura & Marsha’ memiliki tone berbeda untuk sebuah film Indonesia. Nuansa panoramik Eropa yang mengingatkan kita pada ‘70s europe flicks yang agak-agak artsy tapi bukan absurd, berpadu kontras dengan eksotisme sosok Prisia Nasution dan Adinia Wirasti yang berwajah sangat Indonesia. Terjemahan trailer itu hanya satu. A show of beauty, yang akan jadi love at first sight experience bagi banyak orang yang menyaksikannya. So loosen up a bit, dan lihat apa yang ingin disampaikannya.

LM3

            Dua sahabat dengan sifat bertolak belakang, Laura (Prisia Nasution) dan Marsha (Adinia Wirasti) memulai perjalanan mereka mengarungi Eropa dengan tujuan yang berbeda. Laura, single mother dengan latar traumatik karena ditinggal Ryan (Restu Sinaga), suaminya, yang hidup dengan segala keteraturan, penuh perhitungan dan naif luarbiasa, awalnya tak semudah itu bisa diajak Marsha, free-spirited woman untuk mengikuti impiannya merayakan dua tahun kematian sang ibu (Tutie Kirana) kesana, hingga sebuah kejadian membuatnya mengiyakan ajakan Marsha. Perjalanan penuh petualangan dari Amsterdam, Bruhl, Innsbruck, Verona dan Venice itu mulai membuka satu-persatu rahasia masa lalu mereka, berujung pada perselisihan panjang dan kini bukan saja persahabatan mereka yang diuji, tapi diatas semuanya, hidup.

LM1

            Ah ya. Keunggulan utama ‘Laura & Marsha’ memang secara mutlak ada di keindahan panorama Eropa dengan penekanan lanskap tiap lokasi yang tertangkap secara luarbiasa oleh shot-shot Roy Lolang, DoP dari ‘Ada Apa Dengan Cinta?’, ‘Quickie Express’ dan ‘Pintu Harmonika’ barusan. Pemilihan set di lima negara itu memang dimanfaatkan secara sempurna buat membangun plot-nya yang dipenuhi filosofi-filosofi hidup dari dialog-dialog juara dalam skrip Titien Wattimena. And no, dialog-dialog itu bukan juga harus terpeleset ke penggambaran serba puitis, tapi mengalir dengan konflik-konflik yang sama wajarnya, dan juga terasa sangat feminis hingga ke simbol-simbol yang digunakannya. Lewat karakter Laura dan Marsha, Titien seakan mengajak kita mengeksplorasi pola pikir karakter-karakter wanita berbeda dibalik harapan-harapan yang sebenarnya tetap sama.

LM13

            Dan tak ada yang lebih baik dari pemilihan cast yang menempatkan Prisia Nasution dan Adinia Wirasti dalam interaksi mereka sebagai fokus utamanya. Selain kontras tampilan eksotis keduanya ke pemilihan set itu, chemistry dari passionate act Prisia dan Adinia muncul sekompak dua orang sahabat dalam dunia nyata kita sehari-hari dibalik sosok yang tetap lovable meski dengan karakter yang punya sisi menyebalkan luarbiasa. Just like human. Bisa benar, bisa salah, bahkan melanggar batas dalam reaksi-reaksi yang berbeda. Dan sutradara Dinna Jasanti, yang sebelumnya kita kenal dari sebuah segmen dalam ‘Burung-Burung Kertas’ yang didistribusi secara terbatas lewat homevideo dan pemutaran keliling, meng-handle storytelling-nya dengan naik turun twist and turn conflict yang walaupun dipenuhi unsur-unsur games of faith, tetap tergelar sangat rapi menuju konklusi menggetarkan yang luarbiasa menyentuh di penghujungnya, which none of you will see it coming.

LM10

            Sebagai pemeran-pemeran pendukung, Ratna Riantiarno, Tutie Kirana dan Restu Sinaga yang tampil singkat juga cukup memberikan warna bersama Ayal Oost, pemeran Finn yang mendapat porsi cukup besar dibanding yang lainnya. Sisi teknis lainnya pun tertata dengan bagus. Scoring dari (lagi-lagi) Aghi Narottama dan Bemby Gusti, seperti biasanya memberikan touch yang kuat ke setiap pengadeganannya termasuk soundtrack asyik, ‘Summertime’, dari Diar, a.k.a. Antonius Masdiarto Wiryanto, musisi asal Indonesia yang sudah lama menetap di Jerman, tata artistik dari Eros Eflin, makeup dan kostum dari Darwyn Tse dan editing Aline Jusria yang merangkai adegan-adegan cantik itu dengan efektif.

LM9

            So, agaknya ekspektasi dari love at first sight experience dalam trailer itu memang tak salah. Sebuah cinematic experience yang tak bakal sering-sering didapat dari sebuah film Indonesia yang menjual lokasi luarnegeri secara berimbang dengan tema dan penggarapan keseluruhannya. Beyond panoramic European landscape, this tale of friendship, love and overall, life, is a journey of soulful beauty. Cantik sekali. Now go pick your best friends and see this in theatres! (dan)

LM16

~ by danieldokter on May 31, 2013.

One Response to “LAURA & MARSHA : A JOURNEY OF SOULFUL BEAUTY”

  1. […]  11.  LAURA & MARSHA […]

Leave a comment