MAN OF TAI CHI : A MARTIAL ARTS MESS

MAN OF TAI CHI

Sutradara : Keanu Reeves

Produksi : China Film Group, Village Roadshow Pictures Asia, Universal Pictures, 2013

MOT6

            Keanu Reeves memang punya niat yang baik sekali. He wanted to make a good kung fu movie. In tribute to Yuen Woo Ping dan Tiger Hu Chen, sahabat sekaligus trainer-nya selama syuting ‘The Matrix’, ia langsung terjun ke penyutradaraannya. Untuk membuatnya terasa lebih ambisius, Reeves bahkan membuatnya lebih ke sebuah asian martial arts, bukan pure Hollywood, dengan dukungan aktor-aktor Asia seperti Simon Yam, Karen Mok plus Iko Uwais dari hype kesuksesan internasional ‘The Raid’ yang ikut dijual cukup gede di beberapa negara. Tiger Chen langsung diserahi porsi pemeran utama atas sederet catatan karirnya, dari juara martial arts, action choreographer hingga stuntman handal di bawah bendera Yuen Woo Ping termasuk dalam ‘Kill Bill’ dan ‘Charlie’s Angels’.

MOT8

            Tapi disitu juga letak utama kesalahan Reeves. Not all lead actors must be good looking, apalagi dalam genre yang menuntut kemampuan lebih seperti martial arts, itu benar. Bahkan Jackie Chan, Jet Li dan Donnie Yen juga tak punya wajah se-rupawan lead actors lain di perfilman mereka, di atas sejarah aktor-aktor Shaw Brothers generasi terakhir bersama film-film kung fu kelas B yang tak satupun punya tampang bak seorang model. But at least, mereka punya kharisma lebih yang berjalan bersama keahlian martial arts dan juga aktingnya. Sayangnya, tak satupun dari tiga hal ini yang dimiliki Tiger Chen. Keahlian kung fu-nya jelas, tapi tak seperti pengarahannya sebagai action choreographer, ia tak sekalipun membuat gerakan-gerakan itu ke level ‘arts’. Entah karena gesturnya memang seperti itu, ditambah bad hair-do pula, pendeknya kiprah Chen sebagai pemeran utama malah membuat sebagian penonton jadi kesal sampai menggerutu. Dan kenyataan pula bahwa karakternya harus berhadapan dengan karakter yang diperankan Keanu Reeves sebagai seorang villain yang digambarkan luarbiasa kejamnya. Saat penonton malah lebih punya empati ke karakter villain kejam ketimbang tokoh utama yang berjuang di atas motivasinya, you’ll know then. Some things are obviously wrong. Obviously wrong.

MOT3

            Di balik kedoknya sebagai seorang pengusaha sukses, Donaka Mark (Keanu Reeves), sejak lama dicurigai oleh detektif polisi Suen Jing-Si (Karen Mok) atas usaha rahasianya mengelola online underground fight club di Hong Kong. Sayangnya bukti-bukti yang dikumpulkan Jing-Si tak pernah berhasil menyeretnya hingga Mark mulai merekrut petarung baru yang menarik perhatiannya. Chen Linhu (Tiger Chen), alumnus perguruan Tai Chi yang masih terus berjuang dalam kompetisi resmi sambil bekerja sebagai kurir pengantar barang awalnya menolak tawaran Mark yang dianggapnya mengotori filosofi ilmunya, namun mendapati suhu-nya (Yu Hai) tengah menghadapi ancaman penggusuran biara oleh sekelompok developer, Linhu dengan mudah menjadi umpan Mark. Linhu pun masuk semakin dalam ke perangkap Mark hingga akhirnya harus menentukan nasibnya.

MOT5

            There you go. Bukan mustahil bahwa sebuah martial arts movie yang bagus dibangun diatas elemen dan motivasi klise yang sudah kita saksikan dalam ratusan bahkan ribuan film-film bergenre sama, apalagi ‘Man Of Tai Chi’ berfokus ke filosofi Taoism dibalik Tai Chi Chuan sebagai cabang ilmu kesehatan tradisional sekaligus beladiri Cina yang sangat menarik dan tergolong jarang-jarang diangkat jadi latar genre-nya, bukan modern seperti dwilogi  ‘Tai Chi Hero‘ yang jauh lebih modern dengan nuansa steampunk penuh efek barusan. Skrip yang ditulis Michael G. Cooney, sineas layar lebar debutan yang selama ini malang-melintang di film-film pendek dan videogame, sebenarnya sudah kelihatan memasukkan filosofi itu ke dalam plot-nya, namun konflik dan turnover karakter-karakternya sayangnya tak digagas dengan sesuatu yang beda atau baru. Mau tak mau, ini jadi faktor krusial bagi Keanu Reeves untuk benar-benar bisa menunjukkan bakat penyutradaraannya.

MOT7

            Action director Yuen Woo Ping juga bukannya tak kelihatan berusaha menyajikan kombinasi menarik antara ilmu klasik dengan banyak cabang beladiri lain termasuk MMA untuk membangun adegan-adegan aksi one on one combat fights-nya, termasuk dengan penampilan Iko Uwais yang diperkenalkan sebagai petarung dengan nama Indonesia sekaligus tampil dengan jurus-jurus Silat Harimau-nya. Tapi apa boleh buat, semuanya belum cukup baik dengan perpaduan dramatisasi plot-nya, yang sebagian malah menyia-nyiakan potensi maksimalnya menuju ke klimaks satu lawan satu Keanu Reeves dengan Tiger Chen yang justru jadi mentah dengan bantuan efek-efek yang sungguh tak rapi. Production designer Yohei Taneda bekerja cukup baik, namun sinematografi Elliot Davis tak sebaik itu bersinergi dengan koreografi Woo Ping.

MOT10

            Menokohkan seorang villain kejam, Keanu Reeves yang masih jarang-jarang mendapat peran antagonis pun tak jelek. Meski lagi-lagi harus mengulang aksi tarung penuh efeknya dalam ‘The Matrix’ yang mungkin digagas dengan bujet jauh lebih gede, ia tampil cukup meyakinkan dengan star power penuh kharismanya seperti biasa. Dengan gestur dan kuda-kuda yang jauh lebih tangguh dari sang pemeran utamanya sendiri, and in many ways, salahnya masih tetap mengundang empati penonton terhadap sosoknya. Karen Mok, as ever, masih memancarkan aura leading actress-nya sebagai detektif polisi tangguh. Masih ada Simon Yam yang mendapat peran kecil sebagai atasannya, berikut aktor HK Sam Lee dan aktris Ye Qing yang sayangnya justru kian membuat tampilan Tiger Chen sebagai love interest-nya, maaf, jadi makin kontras. Dan jangan lupakan juga nama Brian Siswojo, Indonesian born chinese, pemilik 8Five2 yang sudah populer di HK skateboarding and lifestyle scene, yang sebenarnya layak mendapat kredit lebih ketimbang penampilan Iko Uwais yang disia-siakan begitu saja.

MOT9

            So yes, if there’s one to take the blame, sorry to say, it is Tiger Chen himself. Tiga elemen yang mutlak dibutuhkan seorang lead actor, no matter how good his background was, gagal total ditampilkannya disini. Sekali lagi mari kesampingkan faktor looks, tubuh mungilnya pun sebenarnya masih menyisakan otot-otot yang cukup kekar. But lack or even zero charisma, bad acting dengan ekspresi-ekspresi berlebihan, dan yang terparah, gesturnya membuat gerakan-gerakan andalan dalam jurus-jurus Tai Chi itu jadi serba salah.  Neither artsy atau kokoh dan tangguh, it’s became unconvincing. ‘Man Of Tai Chi’ hanya bisa jadi lebih baik kalau Tiger Chen tak tampil sebagai lead-nya, itu kenyataan. Kalaupun tak berlalu seperti angin seolah tak pernah ada, ini akan jadi obscure or cult martial arts movie dalam usaha-usaha menginternasional seperti yang dulu pernah dilakukan jago-jago martial arts seperti Leo Fong di sederet film-film trashy kelas C-nya, ‘Killpoint’, ‘Low Blow’ atau ‘Miami Connection’ dengan hanya segelintir penggemar dibalik ketidakmampuan aktor utamanya memegang predikat lead actor. Apa boleh buat. A truly martial arts mess. (dan)

MOT1

~ by danieldokter on July 10, 2013.

5 Responses to “MAN OF TAI CHI : A MARTIAL ARTS MESS”

  1. Gw sih kalo gk ada embel2 ada iko gk akan ntn pelem ala videogame kyk gini

  2. wah ternyata ada orang indonesia lainnya ya selain Iko

  3. Hm, kalo dari saya malah lebih “blaming” ke directingnya. Pengarahan akting, gambar, apalagi adegan-adegan close-up yang sinetron-ish sekali. Tapi good point juga sih kalo aktor utama sebagai salah satu faktor signifikan kenapa film ini jadi kurang bisa dinikmati.

    BTW salam kenal dari Sobekan Tiket Bioskop. Tukeran link ya di tiketbioskop.blogspot.com 😀

  4. Salam kenal juga :). Linked, ya!

  5. hadir sob, jangan lupa kunjungan balik ke blog ku ya, ditunggu komentarnya, makasih .

Leave a comment