SCRE4M : DON’T FUCK WITH THE ORIGINAL!!

SCREAM 4 / SCRE4M

Sutradara : Wes Craven

Produksi : Dimension Films, 2011

Film horor memang trend yang tak pernah bisa mati. Namun yang langsung melonjak menjadi franchise besar, dalam skup sinema layar lebar dan bertahan dengan predikat legendaris, itu jarang-jarang. Scream adalah salah satunya. Film yang kerap digolongkan ke genre horor namun sebenarnya lebih ke slasher thriller sebagai batas tipisnya ini punya banyak amunisi sejak awal. Selain plot yang inovatif dan menyentil resep-resep baku genre sejenis, tema yang sangat meng-anak muda di era 90an, twist pelaku unpredictable yang terjaga dengan baik, diatas semuanya, ada chemistry yang asyik sekali dari tiga pemeran intinya, Neve Campbell, serta Courteney Cox dan David Arquette yang akhirnya resmi menjadi Mr & Mrs. di luar film. O, ya. Tak lupa juga menyebutkan, bak James Bond atau Mission:Impossible yang resep saktinya ada di scene pembuka yang biasanya penuh gebrakan, Scream juga punya ini, dimana nama terkenal dibiarkan menjadi korban slasher secara mengenaskan di scene pembuka itu. So when we think it was all over dengan konsep trilogi lebih dari satu dekade lalu, Craven kini melanjutkannya dengan sebuah awal dari trilogi baru. Kembalinya penulis skenario Kevin Williamson meskipun akhirnya kembali digantikan oleh Ehren Kruger dengan sedikit perombakan di saat-saat terakhir, sedikit banyaknya bisa jadi jaminan tersendiri untuk tendensi mempertahankan orisinalitasnya. Apalagi mengingat instalmen akhir trilogi awalnya sudah banyak dinilai mengalami penurunan di sana-sini, dengan satu kesalahan membiarkan karakter yang kurang mengena baik dari segi keaktoran maupun karakter dalam film, menjadi pelakunya.

Instalmen ke-4 yang di-stylized menjadi Scre4m ini pun mengembalikan Sidney Prescott (Neve Campbell) ke Woodsboro, kampungnya, dimana semua teror berkepanjangan tadi bermula. Tentu, sebelum itu, tetap ada opening scene yang kali ini lebih berpanjang-panjang mengelabui penonton dengan resep lamanya. Ghostface ternyata masih berkeliaran disana, dengan terbunuhnya dua siswi SMU secara brutal seperti biasanya. Sidney yang masih diselimuti trauma dan kembali untuk mempromosikan bukunya langsung menjadi tersangka ketika sebuah bukti ditemukan di mobil rentalnya. Dewey Riley (David Arquette), rekan lamanya yang kini menjadi sheriff terpaksa menahan Sidney di Woodsboro sampai ada petunjuk selanjutnya, selagi ia tinggal di rumah bibinya, Kate (Mary McDonnell) dengan sepupu mudanya, Jill (Emma Roberts).  Sidney menemukan banyak kesamaan dirinya di dalam sosok Jill yang juga tengah bermasalah dengan mantannya, Trevor Sheldon (Nico Tortorella). Sementara itu, Gale Weathers (Courteney Cox) ternyata tak pernah mau meninggalkan atribut kewartawatiannya dalam menyelidiki kembalinya Ghostface meskipun sudah ditentang oleh sang suami, Dewey, bersama partnernya, Judy Hicks (Marley Shelton). Muda-mudi Woodsboro juga masih saja memuja peristiwa berdarah yang sudah diabadikan bersekuel-sekuel dalam film berjudul Stab itu, dan di tengah perayaan ke -15 tahun-nya, dimana siswa-siswa penggila horor, Robbie Mercer (Erik Knudsen) dan Charlie Walker (Rory Culkin) tampil sebagai penggagasnya, teror ini pun kembali memuncak. Sekarang trio Sidney-Dewey-Gale bersama Jill dan rekannya, Kirby Reed (Hayden Panettiere) harus berusaha menemukan siapa sebenarnya yang ada dibalik topeng Ghostface terbaru. Don’t worry, as ever, it’s unpredictable, and this time, it’s unpredictably good!

Tak ada yang lebih menyenangkan saat sebuah sekuel yang lama ditunggu-tunggu dan terlihat mustahil ternyata bisa menempatkan dirinya kembali di resep awal dengan modifikasi-modifikasi penuh gebrakan. Wes Craven bersama timnya ternyata membuktikan itu, setelah film terakhirnya, My Soul To Take, berakhir menjadi sampah yang sama sekali tak berarti di tahun lalu. Craven belum lagi kehilangan sentuhannya meracik teror di Woodsboro, apalagi ensembel intinya bersedia hadir kembali. Di usia mereka yang semakin menua, Campbell, Cox dan Arquette ternyata masih setia untuk bisa masuk ke karakter memorable dalam sejarah karir mereka ini. Semua masih sama seperti dulu tanpa perubahan berarti, namun atmosfer barunya diwarnai dengan pemilihan cast yang jitu dari bintang-bintang muda yang tengah naik daun mulai dari Hayden Panettiere, Rory Culkin sampai Emma Roberts, duo yang lebih senior Anna Paquin dan Kristen Bell sebagai pengisi porsi Drew Barrymore yang legendaris itu, plus Adam Brody dan Anthony Anderson yang berperan sebagai deputy dalam porsi black humor-nya. Skenario Williamson yang dirombak Kruger juga dengan efektif berhasil membangun misterinya dengan tak tertebak, penuh kejutan, namun juga tak kehilangan unsur seru dan tentu saja kesadisannya dalam jiwa film slasher yang diusung franchise ini. Masih tak cukup? Selain opening scene yang diulur-ulur tapi asyik itu, bagian klimaksnya pun dibesut dengan resep yang sama. You’ll scream out loud, and trust me, ask for even more. Semoga instalmen kedua dan ketiga dari trilogi barunya tetap bisa mempertahankan eksistensi mereka, seperti rahasia jitu yang digelar di sebuah dialognya. ‘Don’t fuck with the original.’, And when you’re not, you know it’ll work as well! (dan)

~ by danieldokter on June 9, 2011.

4 Responses to “SCRE4M : DON’T FUCK WITH THE ORIGINAL!!”

  1. “First rule of remake: don’t fuck with the original!”
    So far best quote of the Scream 4.

  2. “I don’t need friend, I need fans”. Hmmm…

  3. Scream. One of my favorite movies..

  4. […] Scream 4 […]

Leave a comment