EEGA (ఈగ) : TOLLYWOOD’S MOST GROUNDBREAKING EFFORT
EEGA (ఈగ)
Sutradara : S S Rajamouli
Produksi : Suresh Productions, Vaaraahi Chalana Chitram, Makuta Effects, 14 Reels Entertainment, 2012
Welcome to Tollywood Cinema. Inilah geliat industri film daerah perfilman India. Bahwa mereka tak hanya punya Bollywood atau Hindi Cinema sebagai film nasionalnya atau Kollywood dari Madras / Tamil, tapi juga Telugu, Malayalam, Kannada, Punjabi dan masih banyak lagi. Tollywood sendiri dialamatkan bagi film Telugu yang belakangan ini mulai menanjak dengan genre-genre berbeda, dan beberapa diantaranya sudah mulai menjarah genre fantasi atau adventure, meski ciri khas drama dan lovestory berikut sempalan musikalnya tak ditinggalkan. Dengan dubbing Hindi sebagai sebuah pengakuan ke perfilman nasionalnya, bukan tak ada film Telugu yang memperoleh status blockbuster sebelumnya, namun inilah tonggak baru kemajuan perfilman mereka. Romance-fantasy yang sejak peluncuran trailernya beberapa bulan lalu sudah sangat mengundang perhatian. Untuk yang sudah menonton trailernya, tentu tahu. Inilah film tentang seekor lalat hasil reinkarnasi yang datang untuk membalas dendam itu. Nope, lalat itu adalah lalat biasa. Sama sekali bukan lalat rekayasa, superhero atau monster berukuran gede. Unik.
‘Eega’ (means housefly), yang diproduksi secara simultan dengan versi berbahasa Tamil (berjudul ‘Naan Ee’), dengan cast dan crew yang sama, dan juga beredar dalam versi dubbing Malayalam (‘Eecha’) dan pastinya, Hindi (‘Makkhi’) ini bukan saja mencetak box office besar dalam peredaran daerah serta nasionalnya, namun juga menerima resepsi luarbiasa dari kritikus lokal sampai internasional. Satu yang jarang didapat dari film India dengan genre sangat pop. Masih belum cukup? Selain mulai diekspor ke banyak negara yang sebelumnya belum pernah menyentuh film Telugu di luar film-film Hindi (sayang Indonesia tak termasuk yang ‘ngeh’), Ia juga menerima resepsi sama baiknya dalam penayangannya di beberapa festival film internasional termasuk Sundance. Now let’s see, kenapa ‘Eega’ sangat layak mendapat semua predikat itu, sampai-sampai, yup, sekuelnya, juga sudah disiapkan.
‘Eega’ dimulai dari sebuah kisah cinta biasa antara Nani (Nani ; stagename dari Naveen Babu Gantha ; aktor Telugu dan Tamil asal Hyderabad), pria biasa pembuat kembang api, dengan Bindu (Samantha / Samantha Ruth Prabhu ; aktris Telugu yang sudah cukup terkenal perfilman Tollywood), tetangganya yang bekerja di sebuah proyek NGO. Sayangnya, usaha Bindu mencari dana proyeknya dari seorang multimilyuner, Sudeep (Sudeep ; aktor asal Kannada yang juga sudah dikenal di industri film Telugu dan Kannada) berujung pada niat buruk Sudeep. Demi bisa memiliki Bindu, Sudeep memilih jalan pintas membunuh Nani dengan keji. Dengan sebuah sumpah sebelum ia meninggal, Nani lantas lahir kembali sebagai seekor lalat yang masih memiliki ingatan penuh pada kehidupan sebelumnya. Tujuannya hanya satu. Melindungi Bindu dari Sudeep, dengan cara apapun yang bisa ia lakukan dibalik wujudnya sebagai seekor lalat kecil. Of course, with a taste of vengeance.
Look at that plot. Luarbiasa simpel, namun ide gila sang sutradara yang juga memang dikenal dengan inovasi eksperimental-nya di perfilman Telugu (‘Rowdy Rathore’-nya Akhsay Kumar, salah satunya, adalah remake dari film Telugu-nya, ‘Vikramarkudu’ /2006) tentang lalat yang membalas dendam pada manusia atas cerita sang ayah (that’s why the movie begins with a father to son narration) benar-benar terasa ‘out of the box’. Dan Rajamouli tahu bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menuangkan ide itu dengan teknologi yang sudah dimiliki perfilman mereka, dari Makuta VFX, special effects company lokal yang berbasis di Hyderabad yang juga sebelumnya sudah membesut efek spesial tambahan dalam ‘7 Aum Arivu’, sci-fi martial arts Tamil serta ‘Ghajini’-nya Aamir Khan. Dengan supervisi dari Pete Draper, seorang co-founder-nya, bersama Adel Adili dan Rahul Venugopal, ‘Eega’ mempersembahkan teknologi baru yang sebelumnya belum pernah digunakan di film India mana pun, photo-realistic animation bersama teknik CGI lain hampir di keseluruhan frame lebih dari separuh durasi filmnya. Tak tanggung-tanggung, ia juga sempat menunda perilisan ‘Eega’ untuk merapikan sisi efek visual ini, which came remarkably mindblowing, mostly untuk ukuran film-film mereka.
Aktor Sudeep yang bertugas membawa keseluruhan film dengan tipikal peran antagonis ala India yang sangat komikal namun masuk secara pas ke genre-nya, bersama Samantha yang menawarkan pesona sedikit berbeda dari aktris-aktris Bollywood dengan tampilan glamour-nya, juga jadi faktor kuat untuk ‘Eega’ bersama visual efek jagoan itu. But above all, kesuksesan paling besar bagi ‘Eega’ adalah pengembangan plotnya yang terasa menyediakan keleluasaan yang sangat besar bagi Rajamouli dan Janardhan Maharshi sebagai penulis skripnya. Bahwa mereka bisa menggali sisi-sisi menarik dari plot serba ‘watdefak’ dan sungguh tak biasa ini, membuat kita bisa percaya dengan penelusuran yang sebenarnya penuh dengan fantasi gila dan di banyak sisi terkesan seperti omong kosong anak kecil, termasuk sempalan-sempalan peralatan hi-tech dalam perang manusia lawan lalat kecil itu muncul se-realistis pemikiran simpel ‘seberapa besar kita bisa merasa sangat terganggu hanya oleh ulah seekor lalat?’ yang muncul dalam perjalanan plotnya. Seru, gripping, dan meledak-ledak, tanpa juga meninggalkan part lovestory yang menyentuh, sempalan komedi serta kepercayaan-kepercayaan reinkarnasi hingga mistis dalam kebudayaan mereka, sebagai pakem wajib film-film India. Watch this, and you’ll see.
So, inilah pencapaian sinematis itu. Sebuah romance-fantasy yang tak bisa lagi dipungkiri, tak akan membuat Anda sanggup lagi menggerutu dengan segala omong kosong di ending termasuk part musikal sang lalat di end title-nya. This is by far a Tollywood’s most groundbreaking effort sepanjang sejarah perfilman mereka, exceptionally entertaining and might be, the one of the most inventive motion picture in years, yang sama sekali bukan datang dari belahan dunia perfilman berkelas internationally acclaimed. Luarbiasa! (dan)
dan bisa ditonton di …
Java Dwipa said this on December 27, 2012 at 7:28 am |
[…] Eega (Telugu) […]
MY 2012 MOVIE JOURNAL : A YEAR IN RATINGS « Dan At The Movies said this on January 2, 2013 at 6:37 pm |
[…] Read the full reviews here (In English/Indonesian language) […]
26th TOKYO INTERNATIONAL FILM FESTIVAL : THE REPORT (2) | Dan At The Movies said this on October 26, 2013 at 10:39 pm |
[…] Makkhi/Eega (2012/India / S.S. Rajamouli) […]
6th OKINAWA INTERNATIONAL MOVIE FESTIVAL : MOVIE REVIEWS AND EXCLUSIVE INTERVIEWS | Dan At The Movies said this on March 28, 2014 at 3:24 am |
GODDDDDDDDDD
djaeverave said this on October 28, 2014 at 12:04 pm |
I want follow casting the movie talugu..thanks
faturrohman said this on November 2, 2015 at 4:08 am |