THE FROZEN GROUND : A DECENT ADAPTATION OF TERRIFYING TRUE STORY

THE FROZEN GROUND

Sutradara : Scott Walker

Produksi : Grindstone Entertainment Group, Emmett/Furla Films, Lionsgate, 2013

FG8 

            Among big stars with declining career these days, nama Nicolas Cage adalah salah satunya. Sebagai aktor seangkatan dari era ’80s teen movies dulu, John Cusack juga agaknya tengah menuju kesana. Mereka tetap menambah deretan filmografinya, but sadly, with bad decisions, hingga tak lagi bisa mengangkat karirnya. Padahal, keduanya pernah bertemu di ‘Con Air’ yang sampai sekarang punya status action classic. ‘The Frozen Ground’ kini me-reuni-kan keduanya, namun dalam tone yang jauh berbeda. History itu memang cukup membantu antusiasme para pemirsanya, tapi sayangnya, lagi-lagi terganjal dengan declining status di film-film mereka belakangan, ‘The Frozen Ground’ pun jatuh ke limited theatrical release disertai video on demand di negaranya.

FG1

            Dan yang ada di belakangnya adalah Scott Walker, sineas asal New Zealand yang baru memulai karir layar lebar setelah sebuah short film. Awalnya, Walker ingin mengangkat genre crime thriller ala ‘Deliverance’, salah satu film kesukaannya, namun dikenalkan oleh beberapa rekannya pada kisah nyata pembunuhan serial di tahun 1983 yang cukup menakutkan, ia langsung tertarik mengeksplorasinya. Kasus dimana seorang pembunuh serial bernama Robert Hansen akhirnya mengaku telah membunuh lebih dari 20 wanita di daerah pedalaman Alaska itu sekaligus diadaptasi Walker sebagai film layar lebar debutnya.

IMG_4757.CR2

            Obsesi Sgt. Detektif Jack Halcombe (Nicolas Cage ; disamarkan dari nama asli Glenn Flothe dalam kasusnya) menyelidiki serangkaian pembunuhan terhadap gadis-gadis PSK muda di daerah penjangkaran Alaska membawanya pada sosok psikopat Robert Hansen (John Cusack) yang bersembunyi dibalik statusnya sebagai seorang family man yang bekerja di sebuah toko roti disana. Usahanya mendapat banyak rintangan dari atasan dan jaksa distrik yang meminta Halcombe menyediakan bukti lebih, hingga akhirnya Cindy Paulson (Vanessa Hudgens), seorang PSK berusia 17 tahun yang sempat melarikan diri dari keganasan Hansen jadi senjata ampuh untuk menyeret Hansen ke ranah hukum.

FG5

            Trend genre thriller with twists belakangan ini memang sudah menenggelamkan genre-genre sejenis yang punya plot dan storytelling linear dengan alasan lebih pintar dalam racikannya, itu benar. But not all thriller with twists berarti bagus, dan sebaliknya. Begitu banyak film-film thriller ’80 ke ’90-an punya pendekatan konvensional dalam storytelling-nya dan berhasil, apalagi yang memang didasari sebuah kisah nyata. Poin-nya sebenarnya lebih mengarah ke sisi bagaimana mereka bisa membangun suspense dibalik performance pendukungnya yang cukup solid, dan ‘The Frozen Ground’ memilih cara konvensional itu.

FG3

            Tanpa perlu berlama-lama menyembunyikan pelakunya atas dasar kisah nyata yang sudah diketahui sebagian orang terutama di daerah asal dan negaranya, Walker yang juga menulis skrip ‘The Frozen Ground’ lebih memilih proses hukum untuk memaparkan ulang kisah nyata mengerikan itu, tapi bukan juga berarti filmnya harus dipenuhi dengan goryness sebagai jualan utamanya. Bagi sebagian orang, pemaparan seperti ini akan terlihat klise dan tolol dibanding banyak film bergenre sama sekarang ini, but it’s overall intentional. Walker lebih memilih pendekatan dengan elemen-elemen kuno genre itu, menyorot konflik psychological dari karakter korban dan sebuah manhunt theme dalam membangun suspense-nya.

John Cusack in The Frozen Ground

            Dan ini sangat berhasil dibawakan oleh tiga ensembel cast utamanya. Nicolas Cage yang memang sebenarnya punya kemampuan akting lebih dan sudah dibuktikannya sejak lama lewat Academy Awards dan penghargaan-penghargaan lainnya, berakting sangat intens sebagai Halcombe yang terobsesi mengungkap kasus ini. It’s often a bit comical, tapi bukan berarti lepas dari proporsi yang diperlukan bagi bangunan karakternya. John Cusack yang cukup jarang mendapat porsi villain juga ternyata bisa bertransformasi dengan cukup solid memerankan Robert Hansen, mostly di bagian-bagian akhir yang meledakkan aktingnya di scene-scene interogasi, namun yang paling bersinar adalah Vanessa Hudgens. Memerankan karakter victim yang punya peran penting dalam pengungkapan kasus nyatanya, bersama kiprahnya dalam ‘Spring Breakers’ yang lebih dulu beredar, Hudgens sudah sangat sukses menunjukkan pendewasaan akting sekaligus statusnya dari teen actress ke adult scenes di ‘The Frozen Ground’. Selebihnya juga masih ada pemeran-pemeran pendukung lain yang cukup bagus seperti Kevin Dunn dan Dean Norris. Even 50 Cent dan Jodi Lynn O’Keefe juga mendapat peran singkat yang pas, hanya Radha Mitchell yang tak punya pengaruh banyak dibalik karakternya sebagai istri Halcombe.

FG4

            Secara keseluruhan, sebagai sebuah thriller adaptasi dari kasus nyata pembunuhan berantai, ‘The Frozen Ground’ bisa dikatakan cukup berhasil. It might be cliché and conventional, tapi bukan berarti tak jagoan dalam membangun suspense di tengah proses-prosesnya. Tapi yang terbaik dalam ‘The Frozen Ground’ adalah solid performance dari trio Cage – Cusack dan Hudgens dalam menempatkan empati dan emosi terhadap karakter-karakter dibalik kisah nyatanya. Masih ada juga end credits song yang keren dari Nathan Picard, an emo-rock titledMemory Finds You’. Ok, kita mungkin masih perlu diyakinkan dengan kiprah Cage dan Cusack ke depannya untuk benar-benar bisa memberikan welcome return yang layak, namun ‘The Frozen Ground’ jelas jauh lebih baik dari sederet filmografi Cage and Cusack belakangan ini. A decent adaptation of terrifying true story, and it’s surprisingly good. (dan)

~ by danieldokter on September 17, 2013.

One Response to “THE FROZEN GROUND : A DECENT ADAPTATION OF TERRIFYING TRUE STORY”

  1. Halo mas danieldokter, btw boleh tukeran link, blognya sudah saya pasang, http://manusia-unta.blogspot.com/

Leave a comment